Damkarnews.com, ASTAMBUL,- Tanaman cabe rawit seluas 15×100 meter milik petani yang berada di Desa Pingaran Ulu, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar ini terserang penyakit Antraknosa (Patek).
Almadi, pemilik lahan cabe rawit tiung tanjung ini mengatakan, tanaman cabe rawit milik nya ini terserang penyakit patek, dan bisa terjadi karna tidak adanya turun hujan.
“Cabe rawit milik saya ini belum memasuki usia panen sudah mengalami pembusukan, hingga kering, diawali dengan berubahnya warna hijau, menjadi coklat muda,” ujarnya Almadi, saat ditemui di kebun cabe rawit milik nya, Jumat (26/7/2024).
Dikatakannya, kalau pun dirawat pakai obat agak males juga, karna cuaca terlalu panas. Bisa dibilang gagal panen.
“Harga cabe rawit saat ini mengalami kenaikan, namun tak berdampak apa-apa, meskipun mahal, tapi kan cabe rawit nya tidak ada. Mudah-mudahan hujan segera turun,” harapnya, dengan muka lesuh.
Almadi mengatakan, setiap kali panen dirinya dapat memetik cabe rawit miliknya sekitar 40 sampai 50 kilogram, yang dijual kepada tengkulak, perkilogram nya Rp 35.000 sampai Rp 40.000.
“Saya ingin sekali tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), guna mendapatkan saluran bantuan, namun saya tidak tau bagaiman caranya untuk gabung,” jelasnya.
Berikut gejala serangan Antraknosa (Patek), Munculnya bercak hitam melingkar atau coklat busuk pada kulit cabai. Bercak berbentuk bundar atau cekung dan berkembang pada buah yang belum dewasa/matang dari berbagai ukuran. Buah Cabai yang terserang lama-kelamaan akan menyebar keseluruh buah menjadi busuk total.