Sambut HPN 2026, SMSI Siapkan Peta Jalan Media Digital dan Rekomendasi Kebijakan Nasional

Bagikan

‎Damkarnews.com, JAKARTA,– Menyambut peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2026, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) tak hanya menyiapkan rangkaian diskusi dan dialog nasional, tetapi juga menyusun peta jalan strategis untuk melahirkan rekomendasi kebijakan penting bagi masa depan industri media digital di Indonesia.

Langkah ambisius ini diungkapkan langsung oleh Ketua Umum SMSI, Firdaus, saat membuka Dialog Nasional Perdana di Gedung Serbaguna SMSI, Jalan Veteran II No. 7C, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).

Acara pembukaan dihadiri oleh para tokoh penting dunia pers, di antaranya Wakil Ketua Dewan Pers Totok Suryanto, Dewan Pembina SMSI Prof. Harris Arthur Hedar, Dewan Pakar SMSI Yuddy Chrisnandi, Prof. Henri Subiakto, serta Hersubeno Arief. Sejumlah pengurus SMSI dari berbagai daerah juga ikut hadir secara daring melalui Zoom Meeting.

Kehadiran para tokoh ini mempertegas bahwa agenda strategis SMSI bukan sekadar seremonial, melainkan langkah nyata dalam membangun arah kebijakan media yang adaptif terhadap perkembangan zaman.

Dalam paparannya, Firdaus menjelaskan bahwa dialog nasional ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan selama empat bulan ke depan, hingga Januari 2026.

“Dialog ini adalah rangkaian menyongsong Hari Pers Nasional 2026. Akan ada empat sesi diskusi — dimulai Oktober, berlanjut pada November, Desember, dan puncaknya Januari mendatang,” jelas Firdaus.

Ia menegaskan bahwa hasil akhir dari seluruh rangkaian dialog tersebut bukan sekadar rekomendasi formal, melainkan kontribusi nyata bagi pembenahan ekosistem media di Indonesia.

“Mudah-mudahan hasil dari dialog ini nanti bisa menjadi rekomendasi strategis untuk pemerintah dan Dewan Pers saat HPN 2026,” ujarnya optimistis.

Salah satu isu utama yang akan dibahas dalam serial dialog ini adalah fenomena “media baru” yang tumbuh pesat di era digital. Menurut Firdaus, kini banyak platform berita daring dikelola secara sederhana oleh hanya segelintir orang.

“Media baru ini cukup dikelola sendiri, paling hanya tiga orang. Ini memunculkan pertanyaan, apakah mereka termasuk bagian dari jurnalis? Apakah bisa diterima oleh masyarakat pers?” ungkapnya.

Persoalan ini, lanjut Firdaus, membutuhkan pemikiran mendalam agar transformasi digital tidak sekadar menghadirkan disrupsi, tetapi juga kemaslahatan bagi dunia pers nasional.

Melalui serial dialog yang sistematis dan inklusif, SMSI bertekad melahirkan rekomendasi kebijakan yang visioner, demi menciptakan ekosistem media yang adil, berkelanjutan, dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman — tanpa kehilangan nilai-nilai jurnalisme sejati.

“Ini adalah ikhtiar kolektif kita untuk memastikan transformasi digital di dunia pers membawa kemaslahatan. Hasil rekomendasi ini akan menjadi panduan bersama,” tutup Firdaus penuh semangat.

Rangkaian dialog nasional ini menjadi langkah konkret SMSI dalam memperkuat posisi media siber Indonesia sekaligus mempertegas komitmen dunia pers menghadapi era digital yang terus bergerak cepat.

Author: Damkarnews
Damkarnews