Damkarnews.com, BANJAR,– Lomba ikan hias cupang dan kontes tanaman hias anggrek memeriahkan Aula Serba Guna Indrasari, Martapura, Sabtu (6/12/2025) pagi. Kegiatan yang diinisiasi Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) bersama Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Banjar ini menjadi upaya mendorong minat masyarakat terhadap sektor perikanan hias dan hortikultura.
Sejak pagi, peserta dari berbagai kecamatan dan komunitas telah memadati lokasi dengan membawa koleksi terbaik mereka. Ikan cupang dan anggrek ditata rapi di atas meja display panitia, menarik perhatian warga yang hadir menyaksikan ajang tersebut.
Kepala DKPP Kabupaten Banjar, Sipliansyah Hartani, saat membuka kegiatan menyampaikan bahwa lomba ini merupakan bagian dari peringatan Hari Ikan Nasional sekaligus menyongsong Hari Nusantara. Ia menyebut Kabupaten Banjar memiliki potensi besar di sektor perikanan, dengan keberadaan spesies bernilai tinggi seperti Arwana Super Red, Ikan Jalai, hingga cupang alam.

“Pemkab Banjar berkomitmen untuk terus mendorong sektor ini. Lomba ikan hias cupang hari ini bukan hanya adu keindahan, tetapi juga memiliki tujuan dari sisi ekonomi, psikologi, dan konservasi,” ujarnya.
Selain lomba cupang, kontes tanaman hias anggrek turut menjadi daya tarik acara. Menurut Sipliansyah, kegiatan ini menjadi simbol bahwa sektor perikanan dan pertanian dapat berjalan beriringan dalam mendorong ekonomi kreatif berbasis hobi.
“Kegiatan ini adalah bentuk apresiasi pemerintah kepada pelaku usaha mikro, pembudidaya, dan para penghobi. Semoga menjadi wadah silaturahmi, bertukar pengetahuan, serta membuka jejaring usaha baru,” tambahnya.
Ketua panitia, Hamdani, menjelaskan bahwa peserta berasal dari komunitas, pebisnis, hingga masyarakat umum. Lomba cupang dibagi dalam sejumlah kategori, antara lain kategori Regular (Serit/Crown Tail, Half Moon, Plakat, dan Fancy/Marble), kategori Baby, Grand Champion (GC), Best of Show (BOS), Best of Baby (BOB), serta Juara Umum. Penilaian dilakukan oleh juri berpengalaman dari kalangan komunitas dan praktisi ikan hias.

Sementara itu, Kepala Distan Kabupaten Banjar, Warsita, mengungkapkan bahwa peserta kontes anggrek mencapai 78 orang. Mayoritas tanaman berasal dari hasil budidaya pembudidaya lokal, meskipun ada juga peserta dari luar daerah.
“Rata-rata anggreknya dari Banjar, meski ada yang membawa dari luar. Bahkan ada peserta yang datang dari Makassar,” jelasnya.
Ia menambahkan, kriteria penilaian anggrek meliputi aspek kelangkaan spesies, kekompakan pertumbuhan, dan kondisi fisik tanaman. “Semakin unik dan semakin rapi perawatannya, nilainya akan semakin tinggi,” katanya.
Salah satu pehobi cupang, Karim, mengungkapkan bahwa dirinya bersama tim telah menorehkan berbagai prestasi dalam ajang lomba.
“Juara single fighter pernah kami raih, juara umum grup juga pernah kami dapatkan, alhamdulillah,” ucapnya.
Tak hanya di tingkat lokal, mereka aktif mengikuti kompetisi mulai dari antar komunitas, kejuaraan yang difasilitasi instansi pemerintah, hingga tingkat provinsi.
“Ada tingkat antar komunitas, tingkat dinas, sampai provinsi. Bahkan dinas dari daerah luar seperti Kalimantan Tengah juga pernah kami ikuti,” tambahnya.
Menurut Karim, jenis ikan yang dilombakan selalu bervariasi karena setiap ikan memiliki batas usia produktif untuk ditandingkan.

“Ikan yang dilombakan tidak selalu jenis yang sama. Kalau sudah mencapai umur tertentu, tidak bisa dilombakan lagi. Karena itu kami terus menyiapkan bibit-bibit baru,” tutupnya.






