Damkarnews.com, BANJAR,– Sekretaris Tim Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Banjar, Sipliansyah Hartani, menyebut insiden dugaan keracunan makanan yang menimpa ratusan siswa di Martapura pada Kamis (9/10/2025) siang, sebagai musibah, bukan akibat kelalaian.
Hal itu disampaikan Sipliansyah usai batalnya Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Satgas MBG dengan Komisi III dan IV DPRD Kabupaten Banjar, yang semula dijadwalkan berlangsung di Gedung DPRD setempat, Sabtu (11/10/2025).
“Itu adalah musibah, tidak ada kelalaian. Dapur SPPG Tungkaran sudah beroperasi sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan secara keseluruhan telah memenuhi standar. Memang ada beberapa catatan, namun yang berwenang memutuskan tetap Badan Gizi Nasional (BGN),” ujarnya.
Sipliansyah mengungkapkan, berdasarkan hasil uji laboratorium, nasi kuning dan sayuran yang disajikan diduga mengandung zat nitrit, yakni senyawa kimia yang biasa digunakan sebagai pengawet makanan. Zat inilah yang diduga kuat menjadi pemicu keracunan massal tersebut.
“Kalau dari proses masak tidak ada kesalahan, tapi kemungkinan besar saat pendistribusian dari dapur ke sekolah terjadi kontaminasi. Soal kualitas bahan baik atau rusak ,kami tidak melihat langsung ke lapangan,” imbuhnya.
Terkait beredarnya isu bahwa sebelum kejadian terdapat sekolah yang beberapa kali menolak makanan MBG karena dianggap basi, Sipliansyah menegaskan pihaknya tidak pernah menerima laporan resmi mengenai hal itu.
“Saya tidak tahu soal informasi itu, malah kami belum pernah mendengarnya. Berita acara yang disebut-sebut itu pun saya tidak pernah terima fisiknya,” ujarnya dengan ekspresi terkejut.
Berdasarkan data resmi Satgas MBG Kabupaten Banjar, terdapat 12 sekolah penerima program MBG yang disuplai oleh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Tungkaran. Dari jumlah tersebut, 8 sekolah diduga menerima makanan yang terkontaminasi zat berbahaya.
Akibatnya, sejumlah siswa dan guru mengalami gejala mual, pusing, dan muntah-muntah usai menyantap makanan program MBG tersebut.
Delapan sekolah yang dilaporkan terdampak di antaranya:
- Madrasah Ibtidaiyah (MI) Assalam
- Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assalam
- Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMA IT) Assalam
- Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Pesayangan
- Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tungkaran
- Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah
- Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah
- Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Martapura
Hingga kini, tim investigasi independen dari BGN masih melakukan penelusuran untuk memastikan sumber utama penyebab keracunan massal tersebut.