Haul Ke 110 Al Habib Ali Bin Habib Muhammad Al Habsyi, Pengarang Kitab Maulid Simthuddurror.

Bagikan

Damkarnews.com –  Musholla Manhajattaqwa Liabdillah Desa Melayu Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar, melaksanakan Haul ke 110 Al Habib Ali Bin Muhammad Al habsyi, Rabu (24/11/2021) pukul 20.00 wita.

Bertepatan pada wafat beliau Al Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi 20 Rabiul Akhir 1333 H, 7 Maret 1915 M.

Rangkaian acara Haul tersebut diawali dengan pembacaan Maulid Habsyi dilanjutkan dengan manaqib beliau Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi, seterusnya tausiyah yang diisi oleh Habib Idrus Bin Abdullah Alaydrus, tahlil serta penutup doa.

Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi dikenal pengarang Kitab Maulid Simthuddurror.

Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi adalah seorang keturunan Nabi Muhammad saw yang lahir pada tanggal 24 Syawal 1259 Hijriah atau pada tahun 1839 Masehi di Desa Qosam, Hadhramaut, Yaman. Beliau terlahir dari pasangan Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi dan Hababah Alawiyah binti Husein bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri.

Nasab mulia Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi tidak perlu diragukan lagi. Sebab, dalam Manaqib Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, nasabnya tersambung melalui jalur nasabnya Ali Zainal Abidin bin Husein bin Fathimah az-Zahro binti Muhammad bin Abdillah.

Dalam manaqib tersebut diceritakan bahwa ketika Habib Ali berusia tujuh tahun, ayahnya pindah ke kota Makkah bersama ketiga anaknya yang sudah dewasa yakni Abdullah, Ahmad, dan Husein. Ketika Habib Ali berumur 11 tahun, beliau bersama sang ibu hijrah ke Seiwun untuk memperdalam ilmu Fikih dan ilmu-ilmu lainnya. Kepindahan tersebut sesuai apa yang diperintahkan Habib Umar bi Hasan bin Abdullah Al-Haddad.

Singkat cerita, ketika Habib Ali berumur 17 tahun, beliau diminta ayahnya agar kembali ke kota Makkah dan tinggal di sana selama dua tahun. Setelah itu, Habib Ali kembali ke Seiwun untuk memperdalam ilmu dengan guru-guru lainnya. Adapun guru beliau yang paling masyhur adalah Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Attas.

Saking alimnya beliau hingga mampu membuat Habib Ali tercengang dan bertanya, “Lelaki ini malaikat atau manusia?” Pertanyaan ini muncul karena pada pertemuan pertamanya, Habib Ali melihat gurunya itu memancarkan cahaya terang.

Setelah berguru ke berbagai tempat, Habib Ali lantas mendirikan pondok pesantren pertama di Hadramaut bagi para penuntut ilmu baik dari dalam maupun luar kota. Semua yang mencari ilmu di sini tak perlu mengeluarkan biaya karena ditanggung oleh Habib Ali sendiri.

Ketika memasuki usia 44 tahun, Habib Ali membangun Masjid Riyadh, tepatnya pada tahun 1303 H.

Sebagai ulama yang memiliki keluasan ilmu pengetahuan, beliau mengarang kitab yang sangat bersejarah yang diberi nama kitab Simtud Durar. Kitab ini adalah kitab maulid yang masyhur, penuh keberkahan, dan hingga saat ini sering dibaca di Hadramaut, Indonesia, dan Afrika. Beliau mengarang kitab tersebut pada Kamis, 26 Safar 1327 H dan disempurnakan pada 10 Rabiul Awal 1327 H.

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi meninggal pada 20 Rabiul Akhir 1333 H dan meninggalkan lima orang anak (empat laki-laki dan satu perempuan). Lima anaknya tersebut terlahir dari dua orang istri. Istri pertama adalah seorang wanita Qosam yang melahirkan Abdullah dan istri kedua bernama Syarifah Fatimah binti Muhammad Maulakhela yang dikaruniai keturunan bernama Muhammad, Ahmad, Alwi dan Khadijah.

Dari kelima anaknya, satu di antaranya yakni Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi (ayah dari Habib Anis bin Alwi Al-Habsyi) tinggal di kota Solo, Jawa Tengah. Oleh sebab itu, Habib Alwi selalu menggelar haul ayahandanya (Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi).

Maka tidak mengherankan jika hingga saat ini, masyarakat dari berbagai daerah selalu menjejali kota Solo ketika haul dilaksanakan. Di kota inilah Habib Alwi membangun Masjid Riyadh pada tahun 1355 H yang menjadi tempat pelaksanaan haul Habib Ali Al-Habsyi.

Wallahu a’lam.

Foto Istimewa

Diambil dari Akurat.Co

 

Author: Damkarnews
Damkarnews