Damkarnews.com, BANJAR,- Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kalimantan Selatan terus menunjukkan komitmennya membangun olahraga arung jeram. Tidak hanya fokus pada pembinaan atlet, FAJI juga serius mengembangkan kualitas penjurian.
Hal itu dibuktikan dengan digelarnya Pelatihan Wasit serta Juri Arung Jeram Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, yang berlangsung selama empat hari, Jumat (3/10/2025) hingga Senin (6/10/2025), di Kampung Nusantara Resort.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber utama, Ketua Harian PB FAJI sekaligus juri bersertifikat IRF (International Rafting Federation), Amalia Yunita, serta perwakilan FAJI Kalsel, Isra Ul Huda.

Menurut Amalia, Kalimantan Selatan memiliki potensi besar untuk pengembangan arung jeram, baik dari sisi olahraga prestasi maupun pariwisata.
“Kalsel memiliki banyak sungai yang bisa dimanfaatkan untuk arung jeram. Dari sisi sumber daya manusia juga sangat potensial. Salah satu yang kini kami kembangkan adalah bidang penjurian, karena ke depan akan banyak kejuaraan di tingkat provinsi maupun kabupaten,” ujarnya.
Ia menambahkan, keberadaan juri berlisensi di daerah akan membuat kompetisi lebih sering digelar, sehingga lahir atlet-atlet baru yang siap mengharumkan nama daerah. Prestasi FAJI Kalsel sendiri cukup membanggakan. Pada PON 2024 di Aceh, tim Kalsel sukses meraih dua medali perunggu, setelah sebelumnya juga tampil gemilang di babak kualifikasi PON 2023 di Sulawesi Utara.

“Ini menjadi tonggak sejarah sekaligus motivasi agar kita terus melahirkan atlet dan wasit berkualitas. Harapannya, Kalsel bisa tampil lebih baik di ajang nasional berikutnya, termasuk Kejurnas di Bali akhir November nanti,” tambah Amalia.
Sementara itu, Ketua FAJI Kalsel Bandi Chairullah menjelaskan pelatihan ini diikuti 20 peserta dari berbagai daerah, mulai Tanah Laut, Banjar, Hulu Sungai Selatan, hingga Hulu Sungai Tengah. Pesertanya beragam, mulai dari pecinta alam, mahasiswa, hingga komunitas olahraga.
“Pelatihan ini bagian dari kaderisasi menuju prestasi 3–4 tahun ke depan. Di BK PON kita berhasil meraih 2 emas, 7 perak, dan 3 perunggu. Itu bukti bahwa dengan pembinaan berkesinambungan, Kalsel bisa terus berbicara di kancah nasional,” jelas Bandi.
Tak hanya teori, peserta juga menjalani praktik lapangan, termasuk simulasi pertandingan di saluran irigasi pada Minggu pagi. Selain untuk penguasaan teknis, kegiatan ini juga bertujuan mengenalkan potensi wisata edukasi berbasis sungai.
“Kami ingin olahraga ini berdampak pada ekonomi masyarakat sekitar, terutama kawasan irigasi yang bisa dikembangkan menjadi wisata air,” ujar Bandi.
Dukungan juga datang dari pemerintah. Plt. Kasi Peningkatan Tenaga Organisasi Keolahragaan Dispora Kalsel, Julhaidir, menegaskan pentingnya peningkatan kualitas tenaga keolahragaan.

“Kualitas wasit sangat berpengaruh terhadap prestasi atlet. Pemerintah tentu mendukung pelatihan seperti ini, baik melalui pembinaan maupun bantuan hibah. Harapan kami, FAJI Kalsel konsisten berkontribusi mengharumkan nama daerah,” tegasnya.
Dengan adanya pelatihan wasit serta juri ini, FAJI Kalsel berharap dapat memperkuat fondasi olahraga arung jeram di Bumi Lambung Mangkurat. Bukan hanya mencetak prestasi, tetapi juga menjadikan olahraga berbasis sungai ini sebagai identitas sekaligus daya tarik wisata Kalimantan Selatan.