Damkarnews.com, BANJAR,- Proyek Penataan Etalase Kota Martapura Lanjutan yang digadang-gadang menjadi wajah baru kota religius itu ternyata tak berjalan mulus. Hingga akhir Oktober 2025, pengerjaannya mengalami perlambatan cukup mencolok.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar, Anna Rosida Santi, turun langsung ke lapangan, Selasa (21/10/2025), untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi di proyek bernilai Rp5,5 miliar tersebut.
Didampingi Kabid Cipta Karya Iwan Junaidi, Anna meninjau beberapa titik pekerjaan trotoar atau pedestrian di ruas Jalan Ahmad Yani Km 40 yang dikerjakan oleh CV Surya Agung dengan masa pelaksanaan 180 hari kalender. Proyek ini sendiri bersumber dari total pagu anggaran Rp7 miliar.
“Ada beberapa catatan penting di lapangan yang harus segera ditangani,” ujar Iwan Junaidi dengan nada tegas.
Salah satunya, lanjutnya, terkait buangan air limbah rumah tangga yang mengalir ke drainase proyek.
“Ini akan segera kami koordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup, agar tidak menimbulkan masalah baru,” tambahnya.
Namun yang cukup mencolok, progres pekerjaan per 17 Oktober 2025 baru mencapai 43,03 persen, dari target 50,97 persen alias deviasi minus 7,9 persen. Artinya, proyek ini tertinggal hampir sepekan dari jadwal.
“Hari ini memang ada peningkatan, tapi laporan resminya belum kami terima. Kendalanya, lokasi proyek berada di ruas jalan protokol, jadi pengerjaan harus hati-hati agar tidak mengganggu pengguna jalan,” ujarnya.
Tak hanya soal lokasi, faktor cuaca yang tak menentu juga ikut memperlambat progres.
“BMKG menyebut saat ini masih puncak kemarau, tapi kadang panas terik, kadang hujan. Jadi ritme kerja di lapangan harus terus menyesuaikan,” ungkapnya.
Proyek yang mendapat pendampingan dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Banjar ini meliputi beberapa item pekerjaan, seperti galian dan pemasangan box culvert berukuran 1×1 meter untuk drainase, pemasangan u-ditch utilitas 80×80 cm sebagai jalur kabel bawah tanah, hingga pengecoran, pemasangan granit, bollard, dan lampu hias untuk mempercantik wajah kota.
Meski ada berbagai alasan teknis di balik keterlambatan, publik berharap proyek dengan nilai miliaran rupiah ini tidak hanya selesai tepat waktu, tetapi juga berkualitas dan tidak asal jadi, karena ini bukan sekadar trotoar, melainkan etalase Kota Martapura yang akan menjadi cermin tata kota Banjar ke depan.






