Damkarnews.com, BANJAR,- Pasca lebih dari seratus siswa mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (9/10/2025) siang, Tim Investigasi Independen dari Badan Gizi Nasional (BGN) turun langsung ke lapangan, Sabtu (11/10/2025) siang.
Tim yang diketuai Karimah Muhammad bersama anggota Herman Susilo mendatangi Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG) di Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, untuk melakukan penelusuran penyebab kejadian tersebut.
Dalam keterangannya, Karimah menyampaikan bahwa pihaknya ingin memastikan secara ilmiah apa penyebab utama insiden keracunan massal itu.
“Kami ingin tahu sebenarnya penyebab keracunan kemarin itu apa. Buktinya saat ini berada di Dinas Kesehatan, dan malam ini kami akan memperoleh datanya. Semua hasil akan kami tuangkan dalam laporan resmi yang nantinya dirilis ke media,” jelasnya.
Karimah juga menegaskan bahwa pihaknya tidak boleh berspekulasi sebelum ada hasil laboratorium.
“Terkait dugaan adanya kandungan nitrat, kami tidak bisa hanya menduga. Harus ada data jelas, berapa kadarnya, dari sampel mana, dan apakah kadar tersebut benar-benar berbahaya. Karena tidak semua zat kimia otomatis berbahaya bila masih di bawah ambang batas,” ujarnya.
Ia menambahkan, timnya hanya bertugas melakukan investigasi di lapangan, sementara hasil final akan ditentukan oleh BGN pusat.
“Kami hanya melaporkan hasil di lapangan. Setelah laporan selesai, baru akan diketahui di mana letak kesalahan dan seberapa besar dampaknya,” kata Karimah.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pihaknya belum melakukan pemeriksaan terhadap korban secara langsung.
“Kami belum bertemu korban maupun memeriksa sampel makanan, karena sebagian sudah tidak tersedia. Jadi kami tidak boleh berasumsi tanpa bukti,” tegasnya.
Menurut Karimah, pengambilan sampel dilakukan oleh Polres Banjar dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, yang memiliki peralatan untuk pemeriksaan laboratorium.
Selain menelusuri penyebab keracunan, tim investigasi juga memeriksa kesesuaian fasilitas SPPG dengan petunjuk teknis.
“Hari ini kami memeriksa instalasi dan sistem pengolahan di SPPG. Kami ingin memastikan apakah semua sesuai juknis dan standar kelayakan yang ditetapkan. Jika ada yang perlu diperbaiki, kami akan rekomendasikan agar fasilitas ini bisa kembali layak beroperasi,” ujar Karimah.
Rencananya, hasil temuan tim investigasi BGN akan dirilis ke media setelah laporan resmi selesai disusun.
“Kalau nanti ada temuan, tentu akan kami ungkap. Misalnya terkait kadar nitrat atau unsur kimia lainnya, semua akan dijelaskan berdasarkan bukti ilmiah,” pungkasnya.