Damkarnews.com, BANJAR,- Rumah Sakit (RS) Pelita Insani Martapura akhirnya sepakat memindah rencana pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang hanya berjarak sekitar 1,5 meter saja dari rumah-rumah warga, yang pada 3 Mei 2025 lalu mulai dikerjakan, berada di wilayah RT 04 sempat, Kelurahan Jawa, Kecamatan Martapura.
Rencana pembangunan unit kedua IPAL baru milik RS Pelita Insani juga dilaksanakan tanpa sosialisasi dan koordinasi dengan warga hingga kelurahan, ditambah keberadaan IPAL unit pertama dinilai sudah mencemari air sumur warga dan tidak mampu lagi menampung limbah.

Hal tersebut disepakati dalam pertemuan, yang diadakan oleh Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Banjar bersama warga dan dihadiri Direktur RS Pelita Insani, dr. H Gabril Taufiq Basri, Lurah Jawa, Hatthayerin, serta perwakilan dari vendor, yakni Rahmat selaku Contractor Name (CNM) Manager teknis Detail Engineering Design (DED) PT Inovasi Indonesia, pada Kamis (24/7/2025).
Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup (Kabid PPKLH) DPRKPLH Kabupaten Banjar, Hendra Mahyudi mengatakan, kalau pertemuan yang dilaksanakan pada hari ini mendapatkan kesepakatan, bahwa RS Pelita Insani bersedia mengeser koordinat pembagunan IPAL tersebut.
“Alhamdulillah pertemuan hari ini sudah ada kesepakatan, salah satunya terkait koordinat rencana pembangunan IPAL. Besok pukul 09.00 WITA kami bersama warga akan langsung meninjau lokasi untuk koordinatnya,” ujar Hendra Mahyudi.

Hendra mengatakan, seharusnya sebelum dilaksanakannya pembangunan IPAL, RS Pelita Insani melakukan sosialisasi terlebih dahulu. Karena hanya berjarak kurang lebih 1,5 meter dari rumah warga.
“Sosialisasi tersebut harusnya dilaksanakan RS Pelita Insani yang akan melakukan pembangunan bukan DPRKPLH Kabupaten Banjar, karena itu bukan punya kami. Tapi pada intinya hasil rapat sudah menghasilkan kesepakatan bersama warga,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur RS Pelita Insani, dr H Gabril Taufiq Basri menjelaskan, pada pertemuan kali kedua ini respon warga sangat bagus setelah mendapat penjelasan secara teknis dari perwakilan vendor terkait teknologi baru yang diterapkan.

“Saya kira masyarakat dapat menerima. Karena tadi sudah dijelaskan oleh perwakilan vendor terkait teknologi nya yakni kedap air, suara, dan bau, hingga dijamin tidak akan ada rembesan limbah. Begitu juga terkait letak rencana pembangunan IPAL yang mendapat penolakan warga, kita sepakat untuk menggesernya,” terangnya.
Dirinya juga menyampaika, besok pukul 09.00 WITA dibawah koordinasi DPRKPLH, pihaknya bersama warga disaksikan kelurahan, TNI, Polri akan menentukan koordinat IPAL yang jaraknya sesuai kriteria. Namun dirinya membatah jika RS Pelita Insani dikatakan kurang melakukan sosialisasi dan koordinasi, melainkan hanya berbeda pandangan saja.
“Dalam proses pembangunan IPAL RS Pelita Insani hanya bersentuhan dengan DPRKPLH Kabupaten Banja. Tapi karena ini kearifan lokal, saya kira suatu usulan yang baik guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkas dr H Gabril Taufiq Basri.